Para pembuat kebijakan Eropa berencana untuk melonggarkan target penyimpanan gas. Otoritas UE tengah mengerjakan regulasi penyimpanan gas wajib yang lebih fleksibel, di tengah kekhawatiran bahwa aturan saat ini dapat menyebabkan lonjakan harga gas yang signifikan.

Target penyimpanan gas diperkenalkan pada tahun 2022 setelah keputusan untuk mengurangi pasokan dari Rusia. Langkah-langkah ini diperlukan untuk memastikan cadangan yang cukup selama bulan-bulan musim dingin ketika permintaan pemanasan mencapai puncaknya.

Namun, beberapa negara, termasuk Jerman, Prancis, dan Belanda, berpendapat bahwa batas waktu penyimpanan yang ketat justru mendorong kenaikan harga. Mereka berargumen bahwa pembeli Eropa dipaksa untuk membeli gas dalam volume besar dalam jangka waktu yang ditentukan, menciptakan peluang manipulasi harga.

Negara-negara anggota UE saat ini sedang berdiskusi mengenai revisi target penyimpanan gas. Pekan lalu, pejabat Komisi Eropa mendukung kebijakan untuk mempertahankan tingkat penyimpanan wajib hingga tahun 2027. Namun, negara-negara UE dan Parlemen Eropa kini tengah menyusun amandemen terhadap proposal ini sebelum menyetujui versi finalnya.

Sebuah dokumen negosiasi awal mengungkap bahwa negara-negara UE sedang mempertimbangkan untuk mengubah persyaratan pengisian fasilitas penyimpanan gas hingga 90% pada 1 November setiap tahun. Dalam proposal baru, tenggat waktu ini dapat disesuaikan menjadi antara 1 Oktober hingga 1 Desember.

Proposal ini juga menyarankan agar target penyimpanan gas interim untuk bulan-bulan menjelang November menjadi bersifat sukarela. Para diplomat Eropa dijadwalkan membahas rencana ini pekan ini, mengambil langkah lebih lanjut menuju kemungkinan perubahan dalam kebijakan energi blok tersebut.